JAKARTA, Kematian sejumlah satwa langka
di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) diduga sengaja ditutup-tutupi oleh
pihak pengelola. Disinyalir, hewan yang mati dikuburkan pada tengah
malam.
Informasi soal kematian dan penguburan hewan peliharaan TMR
pada tengah malam diungkapkan oleh Budi, salah seorang pedagang yang
berjualan di kawasan TMR. "Sebagian binatang ini dikuburnya di dalam
areal kandangnya masing-masing. Kalau yang kecil dibakar di tempat
pembakaran sampah di sebelah," kata dia, saat ditemui di sekitar TMR,
Rabu (19/6/2013).
Menurut Budi, satwa langka yang pernah
dilihatnya mati dan dikubur di tengah malam adalah jerapah dan kuda nil.
Hal itu terjadi pada akhir Mei 2013. Budi mengungkapkan, pihak
pengelola sempat memberikan peringatan kepada pedagang untuk tutup
mulut. Hal itu dilakukan tentu saja agar kematian satwa di Ragunan tidak
tersebar. "Kami dilarang bercerita banyak dengan para pengunjung. Bisa
jadi mereka malu kalau hewan-hewan itu mati karena kelaparan dan kurang
gizi, mungkin ya," ujar Budi
.
Kompas.com belum
mendapatkan konfirmasi soal kabar terbaru ini. Sebelumnya, Jumat
(14/6/2013), sempat berupaya menemui Kepala Pengelola TMR. Namun, saat
itu salah satu staf di bagian informasi mengatakan bahwa pimpinan mereka
sedang mengikuti rapat di Balaikota
.
Mengenai ancaman dari Wakil
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengganti Kepala
Pengelola TMR, Budi mengaku baru mengetahuinya. "Jadi mau diganti ya,
ya mudah-mudahan nanti Ragunan jadi bagus," harapnya. Untuk
diketahui, Basuki sempat mengatakan bahwa TMR salah kelola. Padahal,
subsidi yang diberikan setiap tahun untuk TMR cukup besar, yakni
mencapai Rp 40 miliar.
Basuki menilai, TMR yang berdiri di atas
lahan seluas 120 hektar itu seharusnya dapat menampung dan merawat
hewan-hewan lebih banyak. Namun faktanya, kata Basuki, justru hewan tak
terawat dan popularitas TMR kalah dibanding Taman Safari dan kebun
binatang yang berada di Singapura.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !